sholawat wahidiyah menurut nu

Halo, Selamat Datang di Mpompon.ca!

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini tentang Sholawat Wahidiyah menurut perspektif Nahdlatul Ulama (NU). Sholawat ini merupakan salah satu amalan yang banyak diamalkan oleh umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang sholawat Wahidiyah, mulai dari pengertian, kelebihan, dan kekurangannya serta penjelasan menurut NU.

Pendahuluan

Sholawat adalah sebuah ungkapan pujian, doa, dan penghormatan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu jenis sholawat yang populer adalah Sholawat Wahidiyah. Sholawat ini disusun oleh Habib Umar bin Abdullah bin Salim bin Muhammad al-Husaini al-Attas, seorang ulama asal Yaman yang hidup pada abad ke-17 Masehi.

Sholawat Wahidiyah terkenal dengan keindahan syairnya dan dipercaya memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Amalan sholawat ini banyak diamalkan oleh umat Islam, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

NU sendiri adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926. NU memiliki pandangan tersendiri mengenai Sholawat Wahidiyah. Dalam artikel ini, kita akan mengulas pandangan NU tentang sholawat Wahidiyah secara komprehensif.

Pengertian Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah adalah salah satu jenis sholawat yang disusun oleh Habib Umar bin Abdullah bin Salim bin Muhammad al-Husaini al-Attas. Sholawat ini terdiri dari 13 bait yang memuat pujian, doa, dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Bait-bait dalam Sholawat Wahidiyah sangat indah dan sarat akan makna. Sholawat ini biasa dilantunkan baik secara individu maupun berjamaah, baik dalam acara keagamaan maupun sekadar untuk amalan harian.

Kelebihan Sholawat Wahidiyah Menurut NU

Menurut Nahdlatul Ulama (NU), Sholawat Wahidiyah memiliki banyak kelebihan dan manfaat, antara lain:

1. Merupakan bentuk pengungkapan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Memberikan ketenangan hati dan pikiran.
3. Menambah keberkahan dan rezeki.
4. Menjaga diri dari marabahaya dan gangguan.
5. Memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat.
6. Menjauhkan diri dari godaan setan.
7. Menghapus dosa-dosa kecil.

Kekurangan Sholawat Wahidiyah Menurut NU

Meskipun memiliki banyak kelebihan, NU juga mengakui adanya beberapa kekurangan dalam amalan Sholawat Wahidiyah, antara lain:

1. Terkadang dikaitkan dengan amalan bid’ah atau perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.
2. Cara pelafalan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar.
3. Dilaksanakan secara fanatik dan berlebihan, sehingga bisa mengabaikan kewajiban ibadah lainnya.
4. Sering digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok.
5. Menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.
6. Dipandang sebagai amalan yang kurang penting.
7. Tidak sesuai dengan ajaran Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah).

Penjelasan NU tentang Sholawat Wahidiyah

NU mempunyai pandangan yang moderat mengenai Sholawat Wahidiyah. NU mengakui bahwa sholawat ini memiliki banyak keutamaan, namun juga mengingatkan agar tidak berlebihan dalam mengamalkannya.

NU menekankan bahwa amalan sholawat harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak boleh dikaitkan dengan praktik bid’ah. NU juga mengingatkan agar umat Islam tidak menjadikan Sholawat Wahidiyah sebagai amalan utama, melainkan sebagai amalan tambahan yang melengkapi ibadah wajib.

Pandangan Lain tentang Sholawat Wahidiyah

Selain NU, terdapat pandangan lain tentang Sholawat Wahidiyah, yaitu:

1. Pandangan Salafi: Pandangan Salafi menolak amalan Sholawat Wahidiyah karena dianggap sebagai bid’ah.
2. Pandangan Sufi: Pandangan Sufi sangat mengapresiasi amalan Sholawat Wahidiyah karena dianggap sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui syafaat Nabi Muhammad SAW.
3. Pandangan Wahhabi: Pandangan Wahhabi juga menolak amalan Sholawat Wahidiyah karena dianggap sebagai amalan yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.

Tabel Informasi Sholawat Wahidiyah

Berikut ini adalah tabel berisi informasi lengkap tentang Sholawat Wahidiyah:

| **Aspek** | **Informasi** |
|—|—|
| Nama | Sholawat Wahidiyah |
| Pengarang | Habib Umar bin Abdullah bin Salim bin Muhammad al-Husaini al-Attas |
| Jumlah Bait | 13 bait |
| Bahasa | Arab |
| Keutamaan | Banyak keutamaan, di antaranya ketenangan hati, keberkahan rezeki, syafaat Nabi Muhammad SAW |
| Kekurangan | Terkadang dikaitkan dengan bid’ah, pelafalan tidak sesuai kaidah bahasa Arab |
| Pandangan NU | Pandangan moderat, mengakui keutamaan tetapi mengingatkan tidak berlebihan |
| Pandangan Lain | Pandangan Salafi menolak sebagai bid’ah, pandangan Sufi mengapresiasi |

FAQ

1. Apakah Sholawat Wahidiyah bid’ah? (Menurut NU, tidak jika dilakukan sesuai ajaran Islam)
2. Berapa jumlah bait dalam Sholawat Wahidiyah? (13 bait)
3. Siapa pengarang Sholawat Wahidiyah? (Habib Umar bin Abdullah bin Salim bin Muhammad al-Husaini al-Attas)
4. Apa saja manfaat membaca Sholawat Wahidiyah? (Ketenangan hati, keberkahan rezeki, syafaat Nabi Muhammad SAW)
5. Bagaimana cara membaca Sholawat Wahidiyah yang benar? (Sesuai kaidah bahasa Arab)
6. Di mana Sholawat Wahidiyah banyak diamalkan? (Indonesia, khususnya di kalangan NU)
7. Apakah NU melarang membaca Sholawat Wahidiyah? (Tidak, namun mengingatkan jangan berlebihan)
8. Apa saja pandangan lain tentang Sholawat Wahidiyah? (Salafi menolak, Sufi mengapresiasi)
9. Apa saja kekurangan Sholawat Wahidiyah? (Terkadang dikaitkan dengan bid’ah, pelafalan tidak sesuai kaidah bahasa Arab)
10. Bagaimana pendapat NU tentang amalan Sholawat Wahidiyah? (Pandangan moderat)
11. Apakah Sholawat Wahidiyah hanya diamalkan di Indonesia? (Tidak, juga diamalkan di negara lain)
12. Apakah Sholawat Wahidiyah hanya dikhususkan untuk kalangan NU? (Tidak, dapat diamalkan oleh semua umat Islam)
13. Apa saja sumber informasi resmi tentang Sholawat Wahidiyah? (Kitab-kitab ulama NU, situs resmi NU)

Kesimpulan

Sholawat Wahidiyah merupakan salah satu amalan yang banyak diamalkan oleh umat Islam, khususnya di Indonesia. Sholawat ini memiliki banyak keutamaan, seperti ketenangan hati, keberkahan rezeki, dan syafaat Nabi Muhammad SAW.

Namun, Nahdlatul Ulama (NU) mengingatkan agar tidak berlebihan dalam mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan tidak menjadikannya sebagai amalan utama. NU juga menekankan bahwa amalan sholawat harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak dikaitkan dengan praktik bid’ah.

Dengan demikian, amalan Sholawat Wahidiyah dapat menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui syafaat Nabi Muhammad SAW, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang moderat dan sesuai dengan ajaran Islam.

Kata Penutup

Terima kasih telah membaca artikel ini tentang Sholawat Wahidiyah menurut Nahdlatul Ulama (NU). Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang amalan penting ini.

Perlu diingat bahwa artikel ini hanya memberikan pandangan umum tentang Sholawat Wahidiyah menurut NU. Untuk informasi lebih detail dan akurat, silakan merujuk pada sumber-sumber resmi, seperti kitab-kitab ulama NU atau situs resmi NU.